Minggu, 07 September 2014

PROJECT MATEMATARIKA 1: SEGITIGA, Sebuah Eksperimentasi Seni Tari yang Matematis.

Bulan November 2013, menjadi titik balik saya menuju cita-cita yang mungkin orang lain sudah pikirkan sebelumnya, tetapi tidak banyak orang mengeksekusinya. Waktu itu, saya baru memasuki semester satu Pascasarjana jurusan Pendidikan Matematika di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Ada satu mata kuliah yaitu Kajian Masalah Pendidikan Matematika yang pada akhirnya membawa dan mewajibkan kami, para mahasiswa, untuk memikirkan dan mempresentasikan 3 rancangan judul tesis. Akhirnya berdasarkan pengalaman saya yang kebetulan berlatarbelakang penari (bisa dilihat dari postingan-postingan saya sebelumnya dalam blog ini), akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan Model Pembelajaran Art-Matika pada SMK jurusan seni tari dalam salah satu rancangan judul tesis saya. Awalnya dosen mata kuliah menolak judul ini, karena pertimbangan keterbatasan referensi, tetapi pada akhirnya pihak Jurusan menerima dan ACC judul ini sebagai judul tesis saya dengan berbagai revisi judul (yang awalnya eksperimen menjadi pengembangan).

Pada saat itu, saya tetap belum punya bayangan nyata akan tesis yang akan saya buat, walaupun konsepnya sudah saya buat "urek2an" tapi tetap saja struktural model pembelajaran nantinya, belum terbayang betul. Sampai pada akhirnya, saya ingat, waktu itu bulan juni akhir, saya memutuskan untuk membuat observasi untuk keyakinan pribadi saya akan tesis yang akan saya teliti nanti. Tercetuslah ide Segitiga yang baru saja penari saya tampilkan pada Paradance #3 (Oh ya, Paradance ini adalah satu wadah yang saya buat untuk para koreografer yang ingin berkarya dengan tulus, sudah tiga kali digelar, yang pertama pada akhir April, kedua pada akhir Juni, dan yang ketiga ini pada 31 Agustus 2014). 

Segitiga ini adalah hasil dari eksperimen dan mapping pemikiran saya, yang pada dasarnya untuk meyakinkan diri saya sendiri bahwa matematika dan seni tari memang bisa dihubungkan bahkan bisa menjadi media yang berkesinambungan untuk mempertajam ke-matematika-an dan ke-seni tari-an para penari. Akhirnya, saya memulai proses dengan mencari definisi dari segitiga itu sendiri. Akhirnya saya mendapat kesimpulan bahwa segitiga merupakan bidang yang memiliki unsur 3 titik sudut yang tidak kolinear, maka itu menjadi pijakan awal dalam karya tari "SEGITIGA" ini.

Saya membagi studi gerak tari "SEGITIGA" menjadi 3 bagian:
1. Titik, bahwa jangan dilupakan, unsur terdasar dari suatu bidang datar pun segitiga adalah titik.
----> pada bagian 1 ini, satu penari menari solo dengan segitiga yang diperlihatkan pada bentuk kaki.

2. Ruas Garis, merupakan salah satu unsur segitiga yang menghubungkan titik satu dengan titik yang lain.
----> pada bagian 2 ini, hanya ada interaksi antara 2 penari yang pada akhirnya diperoleh kesimpulan dari komposisi tarinya, bahwa, bagaimanapun jauhnya jarak antara satu titik dengan titik yang lain, jika digambar sebuah garis yang dibatasi kedua titik tersebut, maka akan didapat sebuah ruas garis. Segitiga yang dimunculkan dari tubuh, berupa segitiga pada tangan dan kaki.

3. Segitiga, 3 titik yang saling terhubung tetapi tidak kolinear.
----> pada abgian 3 ini, studi geraknya adalah 2 penari berhimpit dan satu penari di luar komposisi mereka berdua jauh, maka tidak didapat segitiga (hanya ruas garis), kemudian 3 penari berada pada komposisi acak (tidak segaris/kolinear), maka terbentuklah segitiga, dan terakhir 3 penari berada pada titik yang saling kolinear, tidak terjadi sebuah segitiga, kembali lagi hanya sebuah ruas garis,tetapi tetap diperlihatkan segitiga pada tubuh penari, baik dari gerak tangan maupun kaki.

Pada akhirnya ada 2 segitiga yang ingin disampaikan pada karya ini, yang pertama, melalui komposisi/ bloking penari, yang kedua bahwa pada tubuh kita terdapat banyak segitiga, yang mungkin selama ini tidak kita sadari. Bahkan saya sendiri sebagai koreografer sangat takjub ketika menemukan banyak segitiga sebagai studi gerak pada karya SEGITIGA ini.

Maka project matematarika pertama ini saya anggap berhasil, karena mendapat apresiasi yang baik dari para penonton Paradance #3. Dan keyakinan saya untuk melanjutkan tesis menjadi lebih besar. 

Salam,
Project Matematarika